10 Hewan Unik di Balik Bebatuan: Dari Amphibi hingga Insekta
- calendar_month Ming, 6 Apr 2025
- visibility 4
- comment 0 komentar

Tersembunyi di balik bebatuan yang kelihatan tenang dan mati itu, sesungguhnya tersimpan sebuah ekosistem mini yang dipenuhi dengan aktivitas hidup. Berbagai jenis hewan memanfaatkannya sebagai sarana perlindungan dari pemangsanya, mengekalkan kelembaban kulit mereka, atau malah menjadikannya rumah utama bagi mereka.
Mulai dari serangga kecil hinggap sampai amphibi dan reptile, masing-masing spesies tersebut mempunyai metode adaptasi tersendiri dalam menyatu dengan habitat sembunyi mereka. Tulisan ini bakal membahas sejumlah binatang yang menjadikan area di bawah bebatuan tempat tinggal favorit bersama alasannya, seperti dirujuk pada situs web Wildlife Informer.
1. Ular
Ular merupakan reptil yang dapat ditemukan dalam berbagai lingkungan seperti hutan, padang pasir, serta daerah lembab. Beberapa jenis ular memilih untuk menyembunyikan diri di balik batu guna melarikan diri dari musuh, menyesuaikan temperatur badan mereka, atau hanya untuk bersantai.
Sisik pada ular bertindak sebagai pelindung terhadap permukaan yang kasar, sedangkan struktur tubuh tanpa ekstremitas membolehkan pergerakan yang efektif di beragam lanskap seperti pasir dan retakan dalam bebatuan.
Beberapa ular bisa berkeliaran di balik batu-batu tersebut dan beberapa dari mereka mungkin memiliki racun, layaknya ular derick. Oleh karena itu, sangat dianjurkan untuk selalu waspada ketika memindahkan bebatuan di daerah dengan potensi kehadiran ular.
2. Katak
Katak, sama seperti kodok, termasuk dalam kelompok hewan amfibi, akan tetapi terdapat perbedaan dengan adanya kulit yang licin dan basah serta cenderung memilih habitat air. Katak biasa menjumpai tempat perlindungan di balik batu-batu di area mata air agar bisa meredakan panas dan melarikan diri dari musuh.
Katak berkulit sejuk, yaitu hewan yang suhu badan mereka dipengaruhi oleh lingkungan sekitar, menjadikan tempat berteduh seperti batu sangat krusial dalam mengontrol temperatur tubuh. Kebanyakan katak ini lebih banyak beraktivitas saat malam tiba dan biasanya makan serangga serta makhluk tidak bermandibul kecil, kadang-kadang juga mangsa vertebrata mini. Mereka mengejar mangsanya dengan lidah panjang yang dimiliki untuk mendapatkan prey secara instan.
3. Kodok
Kodok merupakan hewan amfibi dengan kulit khas yang tidak hanya basah tetapi juga ber tekstur bergelombang. Hewan ini umumnya hidup di habitat yang lembab contohnya di balik batu-batu besar dimana tingkat kelembaban dapat menghindarkan mereka dari pengeringan.
Mayoritas katak merupakan pemakan daging, mengonsumsi serangga, cacing, serta hewan tidak bertulang belakang kecil lainnya. Mereka menangkap makanan dengan presisi berkat penggunaan lidah panjang dan lengket mereka.
Saat merasakan ancaman, sebagian katak akan memproduksi zat beracun dari kelenjar yang ada di permukaan kulitnya. Racun ini bisa menimbulkan gangguan ataupun masalah kesehatan bagi pemangsa maupun manusia.
4. Kadal
Kadal merupakan bagian dari keluarga salamander yang terkenal karena pola hidup setengah akuatik. Walaupun banyak spesies ini menghabiskan sebagian besar waktu dalam lingkungan air, mereka juga kerap menyembunyikan diri di balik batu-batu di darat untuk menjaga kelembaban serta keselamatannya.
Berbeda dengan salamander, kadal memiliki kulit yang kering, lebih kasar dan tak ber-sisik. Biasanya mereka mengonsumsi serangga, cacing, serta invertebrata kecil; terkadang juga ikannya yang ukurannya cukup kecil atau amphibi.
Kadal berperan signifikan dalam menangani jumlah serangga pengganggu dan umumnya terlihat di sekitar telaga, aliran air, serta area hutan dengan kelembaban tinggi.
5. Salamander
Salamander merupakan hewan amphibi yang memerlukan habitat lembap demi pemenuhan kebutuhan kulit serta proses perkotasannya. Berbagai jenis salamander sering kali menyembunyikan diri di balik batu-batu untuk tetap menjaga tingkat kelembapan tubuh dan terhindar dari ancaman predator.
Hewan tersebut menetaskan telurnya di dalam air, sementara keturunannya biasanya tumbuh menjadi larva akuatik sebelum beralih hidup di darat. Berbeda dengan kadal, salamander tak mempunyai sisik maupun cakar; gerakan mereka jauh lebih tergantung pada kulit halus dan lentur mereka.
Beberapa jenis, seperti Salamander Harimau Timur, menghabiskan kebanyakan waktu dewasanya di daratan, meskipun masih sangat membutuhkan sumber air yang ada di lingkungan mereka.
6. Cicak
Gekko merupakan reptil berkulit bersisik serta bertelapak bergigi, yang membuatnya mampu merayap dan menggali dengan mudah. Berbagai jenis sering menyembunyikan diri di balik batu guna melindungi diri dari pemangsa, cuaca ekstrem, ataupun saat istirahat musim dingin.
Ia memiliki sifat ektotermik, bergantung pada sumber pemanasan dari luar untuk menjaga temperatur badannya. Jenis-jenis cicak seperti kadal pagar dan skink yang biasanya bersembunyi di balik batu, adalah pemakan serangga serta hewan tidak bertulang belakang kecil lainnya. Batu-batu tersebut memberikan tempat tinggal mikro yang terlindungi dan tetap stabil bagi kelanjutan hidup mereka.
7. Laba-laba
Laba-laba yang hidup di permukaan tanah, contohnya laba-laba serigala, biasanya mendirikan sarang mereka di balik batu-batu besar guna mencari mangsa. Spesies arakhnida ini tidak membuat jaring untuk menjebak makanannya; sebalinya, mereka menggunakan kecekatan serta kemampuan menyembunyikan diri untuk mengejar dan menangkap serangga serta hewan-hewank ecil lainnya.
Labanya mempunyai delapan kaki serta taring yang bisa menginjeksikan racun guna melemahkan prey-nya. Sebagian besar jenis yang terdapat di balik batu umumnya tak membahayakan manusia, namun tetap waspada sebab ada juga variasi seperti laba-laba hermit dalam area tertentu yang sanggup menimbulkan gigitan cukup serius dari sudut medis.
8. Kumbang
Kumbang serta beberapa jenis serangga lain biasanya mencari perlindungan di balik batu untuk melarikan diri dari pemangsa dan cuaca buruk. Kebanyakan kumbang bertugas sebagai dekomposer, menyantap material tumbuhan maupun hewani yang telah meninggal, membantu dalam proses sirkulasi nutrisi di alam semesta tersebut. Ada pula sejumlah spesies kumbang pemburu yang mengejar mangsanya; yaitu serangga-serangga yang ukurannya lebih mungil.
Walaupun kebanyakan serangga yang tersembunyi di bawah bebatuan umumnya tak berbahaya, ada juga yang bisa menyeret atau menggigit apabila dirusak. Membuka batu-batu tersebut dapat membongkar kerja keras makroskopik para serangga, meliputi segala jenis semut sampai tungau kayu, semua memiliki fungsi masing-masing dalam menjaga keseimbangan alam.
9. Cacing
Cacing tanah serta ragam cacing lain memiliki fungsi vital di dalam ekosistem tanah. Mereka menelan materi organik yang telah rusak, lalu merombaknya jadi zat hara yang membantu pertumbuhan tanaman.
Cacing sering kali terlihat berada di balik batu-batu karena kondisi lembapnya yang tinggi, menciptakan tempat yang sempurna untuk pertumbuhan mereka. Lubang-lubang yang dibuat oleh cacing membantu pengeluaran tanah, memperbaiki aliran air serta penembusan akar tumbuhan. Peranan cacing amat krusial dalam pemeliharaan ekosistem yang baik dan menjadi sumber pangan bagi berbagai jenis fauna seperti burung maupun amphibian.
10. Seribu kaki dan belatung
Seratus kaki dan kalengkiling merupakan haiwan-haiwan dari golongan arthropod yang kerap disekat sembunyi di bawah batu-batu. Seratus kaki ini bertindak sebagai pemecah sisa tumbuhan mati dan boleh mengandungi sehingga 400 ekor kaki bergantung pada jenisnya. Di sebelah lain, kalengkiling adalah pemangsanya yang mencari makanan dalam bentuk serangga kecil serta menggunakan kapit beracun untuk merayau mangsanya.
Kelabang umumnya mempunyai jumlah kaki yang kurang dari seribu, di mana setiap segmennya terdapat sepasangan kaki. Walaupun kebanyakan jenis kelabang tidak membahayakan, ada beberapa spesies yang bisa menggigit ketika digangu, hal ini mungkin menimbulkan rasa nyeri atau gangguan kulit lembut.
Apabila Anda pernah berkelana di dalam hutan ataupun hanya di sekitar pekarangan belakang rumah, cobalah mengangkat satu buah batu lalu amati apa saja yang dapat Anda temui. Teliti dengan cermat agar bisa mengetahui spesies binatang mana yang kemungkinan besar bertempat tinggal di bawah bebatuan tersebut.
Ingatlah, Anda takkan pernah tahu apa yang tersembunyi di bawah sana. Walaupun kemungkinannya kecil, bisa jadi ada hal yang dapat menggigit. Oleh karena itu, selalu waspadai sekitar Anda dan berjaga-jaga.
- Penulis: andinesia
Saat ini belum ada komentar