Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » business » Saksikan Strategi Perusahaan Konstruksi Atasi Krisis Ekonomi dan Penurunan Rupiah

Saksikan Strategi Perusahaan Konstruksi Atasi Krisis Ekonomi dan Penurunan Rupiah

  • calendar_month Sab, 12 Apr 2025
  • visibility 19
  • comment 0 komentar


.CO.ID – JAKARTA

Perang tariff yang dipicu oleh Presiden AS Donald Trump mengguncangkan perekonomian dunia secara keseluruhan. Pengaruhnya dapat merembet ke beragam lini industri, termasuk juga bidang konstruksi.

Terlebih lagi, fluktuasi nilai tukar rupiah terus menurun dan hampir mencapai angka Rp 17.000 terhadap dolar AS. Saat ini, rupiah spot tetap stabil di posisi Rp 16.873 untuk setiap dolar AS pada hari Rabu (9/4). Sementara itu, tingkat Jisdor yang ditetapkan oleh Bank Indonesia bertahan di titik Rp 16.943 per dolar AS.

Perusahaan jasa konstruksi juga telah mengambil langkah-langkah untuk meredam pengaruh goncangan ekonomi serta penurunan nilai tukar rupiah. Sekretaris Perusahaan dari PT Adhi Karya Tbk (
ADHI
Rozi Sparta menggarisbawahi dua efek yang menjadi fokus perusahaan konstruksi tersebut.

Pertama
Pengaruh ekonomi dunia terhadap dalam negeri memiliki risiko untuk menghasilkanperlambatan pertumbuhan. Kondisi tersebut dapat mempengaruhi suasanainvestasi dan hal itu mungkin menyebabkan penurunan laju perkembangan di sektorinfrastruktur atau pembangunannya.

Kedua
, dampak dari perang tarif yang sedang berlangsung saat ini bisa jadi akan mengganggu jalannya supply chain (rantai pasok) (
supply chain
), khususnya beberapa jenis bahan material yang diimpor dari luar negeri.

Rozi menyebutkan bahwa ADHI masih mempelajari peluang kenaikan harga bahan baku dan di sisi lain sedang menjalin komunikasi dengan para penyuplai utama mengenai perkembangan terbaru.

Catatan Rozi, ADHI tidak mengalami paparan langsung dari kenaikan nilai tukar dolar AS, sebab kebanyakan aktivitas layanan serta instrumen pembiayaan mereka berlangsung dalam mata uang rupiah.

“Dalam mengatasi dinamika ini, ada kemungkinan untuk melanjutkannya hingga ke tahap penuntutan atau eskalasi. Akan tetapi, hal tersebut harus dikaji ulang dengan mempertimbangkan kontrak dan kesepakatan bersama,” jelas Rozi kepada .co.id, pada hari Rabu, 9 April.

PT Wijaya Karya Tbk (
WIKA
Dia juga tengah mengevaluasi besarnya pengaruh dari perkembangan ekonomi terkini. Menurut Sekretaris Perusahaan PT Wijaya Karya, Mahendra Vijaya, proporsionalitas barang yang diimpor oleh WIKA kurang dari 10 persen.

Walau jarang mengimpor bahan-material, namun apabila suatu saat sumber daya lokal terpengaruh, hal tersebut pun dapat memberi dampak pada WIKA.

“Kondisi ini tentu akan memberikan dampak terhadap bisnis konstruksi. Namun seberapa besar dampaknya kami sedang melakukan kajian,” kata Wijaya.

Executive Vice President Sekretaris Perusahaan di PT Hutama Karya Adjib Al Hakim menyatakan bahwa mereka telah menerapkan berbagai strategi mitigasi untuk tetap menjaga keuntungan perusahaan. Salah satunya adalah dengan lebih menekankan pada penggunaan sumber daya lokal dan juga melakukan peninjauan ulang atas susunan pendanaan dari setiap proyek yang dikerjakannya.

Prioritas utama sekarang adalah menjamin keberlanjutan dari proyek-proyek strategis agar tetap pada jalurnya seperti yang ditargetkan. Hutama Karya yakin mampu mengatasi tantangan ekonomi dunia tanpa harus meredusir mutu atau menggeser tenggatk waktu penuntasan pekerjaan tersebut,” ungkap Adjid.

Sekretaris Perusahaan di PT PP Tbk (
PTPP
Joko Raharjo menyatakan bahwa hingga saat ini, biaya dari proyek yang sedang dikerjakannya belum mengalami dampak apapun. Menurut Joko, PTPP tidak memiliki keterkaitan langsung dengan aktivitas eksport-import guna mendapatkan bahan mentah yang dibutuhkan untuk konstruksinya.

PTPP melakukan
strategic partnership
Dengan pihak penyedia barang agar bisa menstabilkan harga yang sering berfluktuasi. Melalui pendekatan tersebut, PTPP menyamakan harga pada periode waktu lama dengan batasan kenaikan nilai tukar yang telah ditentukan sebelumnya dan disetujui bersama para penyuplai.

Tidak hanya Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di sektor konstruksi, perusahaan konstruksi swasta pun sudah mulai waspada. Sekretaris Perusahaan dari PT Total Bangun Persada Tbk (
TOTL
Anggie S. Sidharta mengatakan bahwa hingga saat ini penurunan nilai tukar rupiah belum memberikan dampak langsung pada proyek-proyek yang sedang berlangsung.

Namun bila perlu, TOTL tetap mempertimbangkan opsi untuk mengubah kontrak. “Jika ada kebutuhan pengubahan pastinya akan dievaluasi dengan seksama.”
case-by-case
“disesuaikan sesuai dengan setiap kontrak yang berlaku,” jelas Anggie.

Untuk menghadapi perubahan dalam kondisi ekonomi yang ada, TOTL menerapkan beberapa taktik guna menjamin performanya terus baik. Ini termasuk memastikan bahwa arus kasnya tetap positif, meningkatkan efisiensi dan optimalkan hasil kerjanya, sambil juga kontrol pengeluaran operasional sehingga dapat dipertahankan secara jangka panjang.

  • Penulis: andinesia

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

expand_less