Polisi Ungkap Fakta Terbaru Kasus Perkosaan oleh Dokter Jahat di RSHS
- calendar_month Ming, 13 Apr 2025
- visibility 4
- comment 0 komentar

jabar.
BANDUNG – Polda Jawa Barat telah menemukan beberapa informasi terbaru tentang kasus pelecehan seksual yang dialami oleh seorang dokter residensial di RS Hasan Sadikin Bandung. Salah satu poin penting adalah keterlibatan lebih banyak korban daripada yang awalnya diperkirakan.
Kepala Dirreskrimum Polda Jawa Barat, Kombes Pol Surawan menyatakan bahwa kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh dokter pendidikan telah meningkat menjadi sebanyak tiga korban.
Menurut Surawan, korban merupakan pasien yang sedang dirawat di rumah sakit dan telah mengungkapkan tindakan dokter Priguna Anugerah (31) tersebut melalui
hotline.
“Terdapat dua korban baru melalui saluran bantuan telepon. Kedua korban tersebut adalah pasien, kejadiannya terpisah dari kasus yang sudah kita handle,” jelas Surawan ketika diwawancara dan dilansir pada hari Kamis, 10 April 2025.
Surawan menjelaskan bahwa metode yang digunakan oleh dokter tidak bermoral tersebut sama dengan kasus korban FH, yaitu mengumpulkan contoh darah dan memberikan obat bius kepada korbannya.
“Modus rata-ratanya mencapai alasan seperti mengambil contoh darah, DNA, dan membiuskorban untuk kemudian melakukan pemerkosaan,” katanya.
Perwira Menengah Polri itu mengungkapkan, sejauh ini pihaknya baru memeriksa satu orang pelaku pemerkosaan, yakni Priguna Anugerah Pratama, mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anastesi, Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran (FK Unpad).
Pada saat yang sama, Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Hendra Rochmawan menyatakan bahwa mereka telah membuka fasilitas untukduk
hotline
untuk warga yang sebelumnya mengalami kekerasan seksual oleh dokter Prigana.
Hendra mendukung supaya seluruh korban mengadu kepada otoritas terkait guna mempercepat penanganan kasusnya.
“Kemungkinannya ( jumlah korban akan bertambah ), namun kita harus menantikan pelaporan selanjutnya dari para korban (agar bisa dilaporkan ). Kami telah menyediakan saluran laporkan tambahan dan bersedia menerima informasi lebih lanjut,” jelas Hendra.
(mcr27/jpnn)
- Penulis: andinesia
Saat ini belum ada komentar