Berapa Berbahayakah Kosmetik yang Kita Pakai?
- calendar_month Sel, 15 Apr 2025
- visibility 3
- comment 0 komentar

Ketika terakhir kalinya Anda mengecek tanggal kadaluwarsa dari produk kecantikan yang dimiliki? Bisa jadi produk tersebut telah kedaluwarsa dan berpotensi merusak kulit, atau mungkin juga membawa ancaman bagi kesehatan secara umum?
Berapa kali sebenarnya Anda membersihkan kuas makeup Anda? Apakah pernah Anda menggunakan maskara milik teman Anda atau mencoba lipstick di department store kosmetika? Barang mana dalam kotak rias Anda yang paling kotor—apakah itu maskara, eyeliner, spons, atau kuas makeup?
Saya memilih untuk mengirim produk dan peralatan kosmetika saya ke Laboratorium Universitas Metropolis London di Britania Raya untuk dilakukan pemeriksaan.
Maria Pilar Botey-Salo, seorang profesor tingkat lanjut dari Bidang Biosains di Sekolah Ilmu Kemanusiaan di Universitas Metropolis London, Inggris, memimpin sebuah studi yang melibatkan analisis 70 sampel berupa bedak, eyeliner, mascara, pelembab bibir, lipstick kadaluarsa, beserta kuas dan spon kosmetik.
Sampel-sampel setelah itu diekstrak dan dipindahkan ke cawan berisi ager. Objek-objek tersebut selanjutnya dik Inkubasi guna mengekspos apa pun yang tersimpan di dalamnya.
Seberapa terkontaminasi kosmetik Anda?
Populasi bakteri dalam cawan agarku itu tidak terduga tumbuh dengan ukuran yang cukup signifikan.
“Kesalahan Anda merupakan contoh yang paling tercemar, nampak jauh lebih banyak bakteri jika dibandingkan dengan peralatan makeup lainnya,” kata Botey-Salo.
Dia menuturkan hal itu bisa terjadi lantaran penggunaan alat makeup berbentuk pensil tersebut dapat memindahkan kuman dari kulit, seperti staphylococcus, saat bersentuhan dengan area kelopak mata.
“Maka ya, bisa jadi itulah yang menjadi penyebabnya,” kata Botey-Salo.
Bila perangkat tersebut terletak dalam kondisi lembap, hal itu bisa mengundang perkembangan bakteria. Dalam studi kami juga ditemukan adanya Staphylococcus pada contoh-contoh lain seperti kuas dan spons makeup, selain dari mascara.
BBC News Indonesia
hadir di WhatsApp
.
Jadi orang pertama yang mendapat berita, investigasi, serta laporan mendalam dari BBC News Indonesia dengan menerima pesan langsung melalui WhatsApp Anda.
Staphylococcus menjadi penyebab berbagai masalah kesehatan yang berkisar dari iritasi sampai ke infeksi mata parah semacam konjungtivitis, erisipel, serta impetigo.
Bila kondisi kulit Anda baik, maka ia akan menjadi perlindungan yang tangguh dan hampir tidak ada masalah yang timbul.
Namun, apabila kulit Anda robek, luka, atau merasakan nyeri, hal tersebut memberikan peluang pada bakteri untuk menembus dan dapat mengakibatkan kerusakan.
Bila sistem imun individu melemah, hal tersebut pun dapat menimbulkan ketidaknyamanan.
Cuci tangan adalah kunci
Apakah Anda membersihkan tangan terlebih dahulu sebelum menggunakan kosmetik? Tangan dapat membawa polutan, dan jika tidak dibersihkan dengan baik, kemungkinannya adalah bakteri akan pindah ke produk perawatan kulit wajah atau makeup Anda.
Ini terutama berlaku ketika Anda menerapkannya.
eyeshadow
, melembapkan bibir dan dasi bedak
(foundation)
secara langsung dengan tangan kita sendiri.
Botey-Salo mengungkap temuan awal.
Di sejumlah produk, kami mengidentifikasi bahwa ada masalah.
Enterobacter cloacae
“Bakteri-bakteri yang umum terdapat di dalam usus,” jelaskannya.
Kondisi ini menunjukkan ada kemungkinan pencemaran feses karena kurangnya kebersihan tangan atau mungkin terjadinya percikan dari area toilet.
Penelitian menunjukkan bahwa menyiram toilet dapat melepaskan tetesan aerosol yang mencapai ketinggian hingga 2 meter dalam hitungan detik.
Tetesannya mungkin telah tercemar oleh Enterobacter.
Jadi, bila produk kecantikan Anda termasuk dalam rentang ini, bisa jadi produk tersebut sudah tercemar oleh bakteri.
Beberapa spesies Enterobacter dapat menimbulkan kecemasan lantaran mampu memicu berbagai jenis infeksi seperti infeksi saluran kemih, infeksi pernafasan, osteomielitis, serta endokarditis.
Studi sebelumnya telah mengungkapkan bahwa E. coli—which is associated with fecal contamination—bisa tetap bertahan dalam produk kosmetik.
Hal ini membuat cemas, terutama karena produk tersebut seringkali diaplikasikan pada area wajah serta sekitar mata.
Penjelasan tim riset dari Universitas Metropolitan mengungkapkan bahwa mereka menemukan spesies jamur yang disebut Candida di dalam produk kecantikan tersebut.
Apabila jamur merusak lapisan kulit, bisa mengarah pada kondisi seperti kandidiasis vagina atau sariawan yang merupakan bentuk dari infeksi kandidiasis mulut.
Riset tambahan pun dikerjakan oleh Aston University yang berada di Birmingham, Inggris, pada sekitar 500 barang perawatan kulit.
Penelitian ini menyatakan bahwa sebanyak 79%-90% produk kecantikan yang dipakai terkontaminasi oleh parasit, bakteri, serta jamur tertentu—ranging from bakteri berisiko rendah sampai yang bisa membunuh seperti Escherichia coli atau E. coli.
Amreen Bashir, pemimpin tim penelitian untuk studi ini menyatakan: “Walaupun terdapat kontaminasi oleh bakteri pada produk makeup dan peralatan tata rias bekas, keberadaan bakteri itu bukan berarti akan menciptakan ancaman infeksi yang serius.”
Infeksi pun membutuhkan rute transmisi, misalnya lewat luka, selaput lendir, atau saluran pencernaan.
Kebiasaan membersihkan dengan baik, seperti mencuci dan mendisinfeksi benda-benda, ditambah membuang produk yang telah kadaluarsa, bisa membantu menurunkan berbagai kemungkinan risiko.
Pentingnya masa kedaluwarsa
Waktu kadaluarsa sangatlah penting karena menunjukkan sejauh mana zat pengawet pada produk kosmetik tersebut dapat dengan efektif mencegah perkembangan mikroorganisme.
Barang-barang yang memiliki kadar air cukup tinggi cenderung mudah terkontaminasi setelah dibuka sebab memberikan kondisi ideal untuk perkembangan bakteria dan fungus.
Terdepender pada jenis komoditasnya, periode kadaluarsa berada di rentang tiga sampai 12 bulan sesudah kemasan produk dibuka.
“Bila produk kecantikan tidak mencantumkan tanggal kadaluarsa, disarankan untuk menghilangkan barang tersebut setelah tiga bulan atau langsung ketika ditemukan kemungkinan adanya pencemaran, seperti jatuh di lantai atau dipakai oleh orang lain, guna memperkecil resiko penularan,” ungkap Bashir.
“Bila pelanggan ragu-ragu tentang keberlakuan make-up mereka, akan lebih baik untuk menukar produk tersebut daripada menghadapi risiko paparan bakteri yang berpotensi terjadi,” jelasnya.
Penjahat utama beserta strategi untuk mengelakkannya
Berdasarkan studi dari Universitas Metropolis London, produk-produk yang memiliki kadar kontaminan dan varian mikroba tertinggi adalah maskara serta foundation liquid, di mana peralatan utamanya ialah kuas dan spons yang dipergunakan untuk mengecataskan foundation liquid tersebut.
“Benda-benda yang memiliki kadar air lebih tinggi, seperti spons dan kuas, cenderung menyimpan mikroorganisme,” jelas Botey-Salo.
Hanya produk kosmetik kadaluarsa dan peralatan makeup bekas lah yang menjadi dasar penelitian kami.
Berikut adalah saran yang diberikan oleh Botey-Salo untuk mencegah kemungkinan pencemaran:
- Bersihkan tangan Anda terlebih dahulu sebelum menata make-up.
- Hindari penggunaan alat makeup di toko. Tidak diketahui pasti apakah individu yang memakai produk tersebut telah membersihkan tangannya terlebih dahulu.
- Bersihkan barang-barang seperti spons dan kuas secara teratur dengan air panas dan sabun, dan pastikan untuk mengeringkannya secara menyeluruh. Tidak perlu solusi mahal. Biarkan mengering sepenuhnya di udara sebelum menyimpannya di tas kecil terpisah untuk mencegah paparan bakteri dan aerosol.
- Lokasi paling tidak baik untuk menyimpan kosmetik adalah di dalam kamar mandi dikarenakan kelembapan dan pencahayaannya yang minim.
-
Dasar bedak cair, maskara, dan
eyeliner
Harus disimpan dengan penutup rapat. Hal ini bertujuan untuk mencegah mikroorganisme di udara serta butiran debu melekat pada benda-benda tersebut.
- Periksa tanggal kadaluarsanya. Letakkan nota di setiap item kosmetik agar dapat mengingat waktu ketika perlu dibuangnya.
- Jangan gunakan bersama-sama make-up anda dengan pihak lain.
Apabila Anda termasuk kelompok berisiko seperti yang menderita imunosupresi, sebaiknya lebih waspada lagi, menurut Botey-Salo.
- “Orang bilang wajah saya hitam layaknya tersengat azab” – Mengapa kosmetika ilegal yang mengandung merkuri sulit untuk dituntaskan?
- Kisah para penggiat media sosial dari Kanada dan Afrika yang berpengaruh dalam merubah industri kosmetik Korea Selatan.
- Mengapa kosmetika ilegal yang mengandung merkuri terus bertahan dan susah dibasmi meski sudah tersebar di pasar tradisional?
- Bisakah kosmetik yang berasal dari industri kelapa sawit berkelanjutan menjadi jawabannya?
- Tersembunyi di balik pertumbuhan pesat industri perawatan kulit yang memperhatikan aspek psikologis, sosial, serta lingkungan, terdapat sebuah komunitas.
- Beberapa saran perawatan kulit yang ada di TikTok diklaim berisiko menurut ahli kesehatan.
- “Orang menyebutkan bahwa wajahku hitam layaknya tersengat azab” – Mengapa kosmetika ilegal yang mengandung merkuri sulit untuk ditumpas?
- Kisah dari influencer media sosial di Canada dan Afrika yang berperan dalam mempromosikan transformasi industri kosmetik Korea.
- Mengapa kosmetika ilegal yang menggunakan merkuri terus bertahan di pasar loak meskipun sudah diketahui berbahaya dan seharusnya dapat dibasmi dengan mudah?
- Penulis: andinesia
Saat ini belum ada komentar