Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » diplomacy and diplomats » AS Ancam Tarik Diri dari Negosiasi Damai Rusia-Ukraina, Indonesia Kecam Kemundakan Progres

AS Ancam Tarik Diri dari Negosiasi Damai Rusia-Ukraina, Indonesia Kecam Kemundakan Progres

  • calendar_month Ming, 20 Apr 2025
  • visibility 14
  • comment 0 komentar


PARIS

Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio pada hari Jumat, 18 April 2025, mengumumkan bahwa mereka sedang mempertimbangkan untuk menarik diri dari negosiasi perdamaian yang berlangsung antara Rusia dan Ukraina.

Rubio mengatakan bahwa Washington akan menarik diri dari negosiasi apabila tak terjadi kemajuan yang signifikan dalam jangka pendek.

Rubio menyatakan hal itu setelah bertemu dengan sejumlah petinggi Ukraina dan Eropa di Paris, Prancis pada hari Kamis (17/4/2025). Mereka mengadakan pertemuan untuk mendiskusikan solusi damai di Ukraina.

Rubio menjelaskan bahwa pertemuan di Paris berjalan dengan produktivitas dan mencapai kemajuan dalam arah perdamaian.

Akan tetapi, dia mengekspresikan ketidakpuasan Amerika Serikat lantaran negosiasi antara Rusia dan Ukraina belum juga bergerak maju.

“Kita sudah mencapai tahap dimana kita harus menentukan apakah perdamaian antara Russia dan Ukraina bisa terwujud atau tidak,” ujar Rubio, demikian dilansir.
Associated Press
.

Jika tidak, menurut pendapatku kita akan meninggalkan tempat itu. Perang ini bukan tanggung jawab kita. Ada hal-hal lain yang lebih penting bagi kita untuk fokuskan perhatiannya.

Beberapa negosiasi untuk menyelesaikan konflik antara Rusia dan Ukraina telah berlangsung di Arab Saudi dalam beberapa minggu terakhir.

Rubio mengatakan bahwa duta besar AS, Steve Witkoff, sudah bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin sebanyak tiga kali.

Di waktu yang sama, berbagai negara di Eropa menyelenggarakan beberapa pertemuan terpisah setelah Amerika Serikat memulai pembicaraan antara Rusia dan Ukraina.

Para sekutu Ukraina di Eropa dikabarkan cemas bahwa pemerintahan Donald Trump mungkin akan meninggalkan Kiev dan justru semakin dekat dengan Moskow.

Rusia dikabarkan menolak kesepakatan penahanan api yang diajukan oleh Trump lantaran memiliki objeksi terhadap beberapa poin dalamnya.

Moskow menginginkan perjanjian genceta senjata meliputi syarat bahwa mobilisasi Ukraina serta dukungan militer dari negara-negara barat harus berakhir. Akan tetapi, Kiev menolak permintaan itu.

Selagi tentara Rusia tetap melancarkan serangan ke Ukraina sambil negosiasi perdamaian berjalan tanpa hasil, pada hari Jumat (18/4/2025) mereka menghujani bom ke Kherson, Ukraine yang menyebabkan seorang meninggal dunia.

Sebelumnya,
drone
Rusia melancarkan serangan ke Kota Sumy di Ukraine pada hari perayaan Minggu Palma, mengakibatkan paling tidak 34 jiwa tewas.

  • Penulis: andinesia

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

expand_less