Mengapa Huayou Dipilih untuk Menggantikan LG dalam Proyek Baterai EV Indonesia
- calendar_month Sab, 26 Apr 2025
- visibility 21
- comment 0 komentar

Kementerian ESDM menjelaskan alasannya memilih perusahaan asal China, yaitu Zhejiang Huayou Cobalt Co., Ltd atau disingkat Huayou untuk mengambil alih posisi LG Energy Solution (LGES) dalam pengembangan proyek ekosistem baterai mobil listrik bernilai sekitar US$ 9,8 miliar atau setara dengan Rp 165 triliun.
“Jelasnya, pemerintah terus-menerus membantu dalam hal setiap investasi. Upaya mereka adalah untuk semakin mendekatkan diri sehingga investasi dapat mengalir,” ungkap Direktur Jenderal Mineral dan Batubara, Tri Winarno ketika ditemui di Kementerian ESDM pada hari Jumat, 25 April.
Sebelumnya, MIND ID bersama pihak pemerintahan telah mengevaluasi beberapa kandidat mitra alternatif pengganti LG yang berasal dari AS, tetapi pada akhirnya Kementerian ESDM mengambil keputusan untuk menjadikan Huayou sebagai gantinya.
Tri mengatakan bahwa pemerintah terus memberikan kesempatan investasi untuk semua negara tanpa diskriminasi dan tidak membatasinya pada satu negara tertentu saja. Ia menjelaskan bahwa tugas pemerintah adalah menjadi fasilitator dalam mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi investor. Sedangkan tentang kemungkinan adanya tambahan mitra baru dalam proyek ini, hal itu diserahkan secara lengkap oleh pemerintah ke tangan perusahaan bersangkutan.
“Oleh karena itu adalah bisnis antar bisnis, pemerintah tidak dapat mengendalikannya, silakan saja melakukan hal tersebut. Hal utama yang penting yaitu apabila ada hambatan atau masalah, sampaikan kepada pihak pemerintah dan nantinya akan dibantu untuk menyelesaikannya,” ungkapnya.
Sempat Cari Pengganti LG
Mantan Menteri BUMN Erick Thohir sempat merencanakan untuk mengajukan penawaran proyek investasi pada ekosistem industri baterai kendaraan listrik yang sebelumnya ditinggalkan oleh LG Energy Solution. Proyek tersebut bernama Titan dan akan dilaksanakan di Halmahera Timur, Maluku Utara. Nantinya beberapa negara seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Qatar, Jepang, serta Amerika Serikat juga diajak terlibat dalam proyek ini.
Erick mementahkan bahwa pemerintah siap membuka pintu bagi seluruh investor yang ingin mengambil alih posisi LG Energy Solution. LG Energy Solution berada di balik konsorsium yang bersama-sama dengan PT Aneka Tambang Tbk melakukan penambangan hingga pengolahan nikel menjadi baterai kendaraan listrik.
“Sebagai contoh, kita sudah mengajukan penawaran kepada Arab Saudi untuk bergabung dalam proyek ini lantaran mereka sedang merintis ekosistem kendaraan di negerinya sendiri,” ujar Erick.
Erick mengindikasikan bahwa investasi di proyek Titan bisa dipertimbangkan untuk dialihkan ke PT Daya Ananggata Nusantara. Hal ini karena Danantara sudah memperoleh janji investasi sebesar US$ 2 miliar dari pemerintah Qatar.
Erick mengatakan, masih banyak investor asing di yang melanjutkan proyeknya untuk memproduksi baterai EV. Beberapa investasi asing yang disebutkan Erick adalah Volkswagen Group melalui PowerCo, Ningbo Contemporary Brun Lygend Co., Ltd atau CBL, dan Motor Ford.
“Kami terbuka kepada siapapun yang mau menggantikan investasi LG, yang penting mendukung percepatan momentum industri EV,” kata Erick.
- Penulis: andinesia
Saat ini belum ada komentar