Asia Pasar Saham Terkoyak Oleh Kebijakan Tarif Trump
- calendar_month Sab, 5 Apr 2025
- visibility 17
- comment 0 komentar

Bursa Asia mengalami penurunan pada pembukaan perdagangan pagi ini. Pada hari Kamis (3/4) pukul 08:21 WIB, indeks Nikkei 225 jatuh sebesar 3,22% hingga mencapai level 34.575,22. Serupa dengan itu, indeks Hang Seng juga membukan sesi dengan pelemahan sebanyak 2,43% sampai berada di posisi 22.638,21.
Di sisi lain, indeks Kospi bergerak turun sebesar 1,27% mencapai level 2.473,97, sedangkan indeks ASX 200 mengalami penurunan sebanyak 1,46% hingga angka 7.818,7.
Pada saat yang sama, indeks FTSE Straits Times menunjukkan penurunan sebesar 0,78% hingga mencapai 3.923,44, sementara FTSE Malay mengalami pelemahan sebesar 0,41% menjadi 1.520,3.
Pasarnya Asia merosot setelah Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, menerapkan bea masuk balasan yang signifikan bagi lebih dari 180 negara dan daerah.
Dalam diagram yang diposting ke media sosial, Gedung Putih menggambarkan tarif efektif yang dikenakan oleh negeri-negeri asing terhadap produk-produk AS, mencakup “penyesuaian nilai tukar mata uang serta penghalang-penghalang dalam transaksi dagang.”
Istana Putih menyebutkan jika tambahan bea balasan terbaru untuk produk dari Cina akan ditingkatkan hingga 20% di atas bea saat ini. Hal tersebut menunjukkan bahwa total bea efektif bagi impor dari Negeri Tirai Bambu sesuai aturan lama pemerintahan Trump telah menjadi 54 persen.
Pada saat yang sama, produk-produk dari India, Korea Selat, dan Australia terkena bea masuk berturut-turut senilai 26%, 25%, dan 10%.
Melalui keputusan itu, indeks S&P/ASX 200 di Australia buka dengan penurunan sebesar 1,55%.
Indeks rujukan Nikkei 225 di Jepang terjun lebih dari 4% saat buka, dan indeks Topix pun turun lebih dari 4% seiring dimulainya sesi perdagangan.
Di Korea Selatan, indeks Kospi membukanya merosot lebih dari 3%, sedangkan indeks Kosdaq yang berfokus pada perusahaan kecil mengalami penurunan sebesar 0,55%.
Dalam sesi kali ini, harga emas melambung ke titik tertingginya sepanjang masa dan dijual dengan nilai US$ 3.156,75 setiap onsnya pada jam 7:28 pagi waktu Singapura, dikarenakan para investor bermigrasi masal untuk memboyong logam mulia tersebut.
Kontrak berjangka di Amerika Serikat jatuh akibat kebijakan tariff masif dari Trump sebesar minimal 10%, dan bisa saja mencapai angka yang lebih tinggi bagi beberapa negara, hal ini memperburuk potensi konflik perdagangan skala dunia yang dapat merugikan perekonomian AS yang sedang lesu.
Dalam sesi terdahulu, Wall Street menunjukkan kinerja positif meski pasar cukup volatile. Indeks S&P 500 bertambah sebesar 0,67%, meraih penutupan di level 5.670,97, sementara itu indeks Nasdaq Composite meningkat 0,87% dan akhirnya tertutup pada angka 17.601,05.
Indeks Dow Jones Industrial Average yang mencakup 30 saham mengalami kenaikan sebesar 235,36 poin, atau 0,56%, sehingga menutup sesi di level 42.225,32.
Saham Tesla meningkat sebesar 5,3% dan menguat setelah mendengar kabar bahwa Presiden Trump sudah memberikan sinyal ke kabinetnya tentang niat Elon Musk untuk turun dari jabatannya.
- Penulis: andinesia
Saat ini belum ada komentar