Ilmuwan AS Ingin ‘Kabur Dulu’ karena Kebijakan Trump
- calendar_month Ming, 6 Apr 2025
- visibility 70
- comment 0 komentar

KaburAjaDulu
Di tanah air sendiri ternyata fenomena serupa juga terjadi di Amerika Serikat. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan pada kalangan ilmuwan setempat, ditemukan bahwa sebesar 75,3 persen dari mereka berpikir untuk pindah ke luar negeri. Alasannya adalah karena ketidakpuasan mereka terhadap keputusan dan kebijakan yang dibuat oleh Presiden Donald J. Trump yang dianggap tidak mendorong kemajuan ilmu pengetahuan.
Survei ini mencakup 1.645 partisipan dengan hanya 24,7% yang tak berpikiran tentang pindah. Namun demikian, 1.608 di antara jumlah tersebut menyatakan bahwa terpilihnya Trump menjadi Presiden Amerika Serikat sudah memberikan dampak pada hidup dan jalannya kariernya kedepanya.
Survei tersebut disebar melalui situs web, platform media sosial, serta buletin elektronik milik Nature. Dari jumlah responden, sekitar tiga perempat mengaku sedang mempertimbangkan opsi untuk meninggalkan Amerika Serikat akibat ketidakstabilan yang disebabkan oleh kebijakan Trump.
Nature Pada tanggal 27 Maret 2025 tersebut.
“Kemanapun negeri itu, selama mereka mendukung ilmu pengetahuan,” tulis salah satu responden. Sementara beberapa orang lain yang telah berpindah dan bekerja di Amerika Serikat sebagai peneliti pun mempertimbangkannya untuk kembali ke tanah air masing-masing dengan cepat.
Berdasarkan temuan survey tersebut, ada kecenderungan para peneliti pemula merencanakan perpindahan karier mereka. Dalam jumlah 690 peserta studi pasca sarjana yang menjawab pertanyaan dalam survey itu, setidaknya 548 individu atau 79,42% menyebutkan bahwa mereka sedang memikirkan opsi keluar dari posisi saat ini. Sementara itu, pada sampul 340 pelamar doktor, ditemukan angka 255 responden atau 75%, juga telah memberikan jawaban serupa.
Pertimbangan untuk kabar tersebut muncul setelah Donald J. Trump kembali menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat pada 20 Januari tahun ini, pasca berhasil memenangkan Pemilihan Umum Presiden AS 2024. Salah satu keputusan yang dia ambil adalah pengurangan anggaran riset serta pemutusannya terhadap banyak proyek ilmiah yang disponsori oleh pemerintahan federal. Alasan dibalik tindakannya tersebut adalah untuk mencapai efisiensi lebih baik dalam alokasi anggaran negara, dengan program-program baru ditugaskan kepada para pendukungnya selama kampanye pilpres.
Menurut laporan Nature, Puluh ribu pekerja federal, yang meliputi sejumlah besar ahli sains, sudah diberhentikan kemudian direkrut ulang berdasarkan perintah dari majelis hakim, dengan ancaman akan ada PHK masif. Tindakan ketat terhadap migran serta diskusi tentang kebebasan dalam bidang pendidikan semakin memperparah situasi tersebut.
Responden menunjukkan minat untuk berpindah ke negeri di mana mereka telah mempunyai mitra profesional, anggota keluarga, sahabat, atau keterampilan dalam bahasa lokal. Walaupun merasa cinta pada tanah airnya, mereka mengeluh bahwa gangguan disebabkan oleh pihak pemerintah yang kurang mendukung penelitian ilmiah sangat sulit ditoleransi. Survei itu juga menyebut Eropa serta Kanada sebagai opsi prioritas bagi kepindahan mereka.
Salah satu lembaga riset yang merasakan imbasnya adalah National Institutes of Health (NIH). Institusi yang mendanai penelitian biomedis bagi AS dan global ini mengalami pengurangan dana sebesar lebih dari US$ 3 miliar.
Demonstrasi terjadi saat Presiden AS Donald Trump berpidato di depan Majelis Gabungan Kongres di Gedung Capitol, Washington, D.C., pada tanggal 4 Maret 2025. Foto oleh Reuters/Kevin Lamarque.
Merespons keadaan ini, lebih dari seribu anggota National Academies of Sciences, Engineering and Medicine membuat pernyataan dalam surat yang berjudul “Bahaya Nyata” dalam agenda Trump. Mereka meminta pemerintah federal menghentikan upaya ‘serangan’ terhadap sains dan mengajak masyarakat turut bergabung dalam seruan ini.
“Semua orang menerima manfaat dari ilmu pengetahuan, dan semua orang akan merugi apabila upaya riset negara kita musnah,” demikian tertulis dalam surat itu, sebagaimana dikutip Phys, Selasa 1 April 2025.
- Penulis: andinesia
Saat ini belum ada komentar