Jalanan Ditutup demi Rekor Bukber – Umat Katolik Purbalingga Rela Tak Gelar Ekaristi
- calendar_month Sen, 24 Mar 2025
- visibility 37
- comment 0 komentar

Andinesia.com – Jemaat di Gereja Katolik Paroki Santo Agustinus Purbalingga, Jawa Tengah, telah mengambil keputusan untuk mencabut perayaan ekaristi pada hari Sabtu (22/3/2025) petang.
Putusan tersebut ditetapkan usai mendapatkan surat dari Sekretaris Daerah Kabupaten Purbalingga bernomor 400.8/4664.
Surat itu menginstruksikan bahwa ketiganya Gereja yang berada di jalur Jalan Jenderal Sudirman Purbalingga harus menyelaraskan kegiatan ibadahnya dalam satu hari yang sama.
Penutupan jalanan itu dijalankan guna menunjang penyelenggaraan rekor MURI di Indonesia pada acara berbuka puasa bersama yang mengumpulkan sekitar 14.460 partisipan khususnya bagi pencinta tempe mendoan.
Pastor dari Gereja Katolik Santo Agustinus di Purbalingga, FX Handy Kristian Adi Putra, mengatakan bahwa karena akses tunggal ke gereja tersebut tertutup, akhirnya setelah berdiskusi dengan dewan jemaat, mereka memilih untuk tidak melanjutkan perayaan ekaristi pada hari Sabtu petang. Hal ini disampaikan oleh dia saat wawancara dengan Andinesia.com pada hari Rabu, 19 Maret 2025.
Romo Handy menyebutkan bahwa keluarga gereja tidak bisa memodifikasi waktu perayaan ekaristi pada hari Sabtu petang dikarenakan berbagai alasan tertentu.
“Bila diselenggarakan lebih dini, masih banyak umat yang belum menyelesaikan aktivitas harian mereka. Sedangkan jika diadakan terlalu sore, hal itu menjadi mustahil untuk orang tua,” katanya.
Ibadah Ekaristi di Gereja Santo Agustinus Purbalingga minggu ini akan digelar sekali saja, yakni pada hari Minggu (23/3/2025) jam 07.00 Waktu Indonesia Bagian Barat.
“Saya memiliki ekspektasi tinggi terhadap kepemimpinan yang baru ini; ia perlu menunjukkan peningkatan dalam hal toleransi serta kedewasaannya. Untuk kita semua, menciptakan harmoni merupakan tujuan mulia. Pemerintahan seharusnya berfungsi sebagai layanan bagi rakyat dan selalu mengutamakan kebutuhan publik sepenuhnya tanpa memandang perbedaan latar belakang,” tegasnya.
Pada saat yang sama, kabupaten Purbalingga sukses memasuki sejarah Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri) berkat kegiatan buka puasa bersama di mana mereka menampilkan hidangan tempe mendoan terbanyak, menghadirkan partisipasi dari 14.460 orang.
Acara yang bernama Big Iftar 2025 diselenggarakan di sekitar Alun-alun sampai ke jalan Jenderal Sudirman Purbalingga pada hari Sabtu (22/3/2025).
Pada acara itu, ribuan partisipan duduk bersila selama satu kilometer penuh sambil menikmati camilan khusus yaitu tempe mendoan secara bersama-sama.
Di samping itu, tim penyelenggara telah menyediakan nasi tumpeng yang terletak di atas tampah anyaman bambu, disertai pula dengan berbagai macam lauk dan sayuran pendampingnya.
Bupati Purbalingga, Fahmi Muhammad Hanif, menyatakan bahwa keberhasilan acara Big Iftar 2025 tak lepas dari bantuan dan dukungan banyak pihak, di antaranya Kodim 0702 Purbalingga, pemerintahan setempat, serta beberapa perusahaan penyokong.
“Acara ini menunjukkan bahwa melalui kerja sama bersama, kita dapat membuat sejarah baru. Saya berterima kasih kepada warga Purbalingga yang sangat bergairah dalam mensupport Big Iftar 2025. Mudah-mudahan kegiatan ini akan menguatkan ikatan persaudaraan kami,” katanya.
Pembukaan acara Big Iftar 2025 diakhiri dengan salat Maghrib berjemaah serta doa bersama, dengan tujuan agar Purbalingga terus dikenali sebagai kota yang memiliki warisan budaya yang kaya dan mengedepankan semangat persaudaraan.
- Penulis: andinesia
Saat ini belum ada komentar