Kekalahan Timnas U-17 Indonesia Menandai Zaman Gelap Baru bagi Sepak Bola Korea Selatan
- calendar_month Sen, 7 Apr 2025
- visibility 8
- comment 0 komentar

Beberapa outlet berita dari Korea Selatan kelihatan letdown serta memberikan respons yang kurang positif setelah tim nasionalku mengungguli dengan tak terduga pasukan U-17 kita.
Pertandingan perdana grup C Piala Asia U-17 2025 yang berlangsung di Arab Saudi menyaksikan kekalahan tim nasional sepak bola U-17 dari Korea Selatan.
Berlangsung di Stadion Prince Abdullah Al-Faisal, Jeddah, Arab Saudi pada hari Jumat (4/4/2025) pukul malam waktu Indonesia Barat, tim nasional sepak bola Korea Selatan mengalami kekalahan dengan skor telanjang 0-1.
Kegagalan Korea Selatan semakin terasa pahit karena tim tersebut secara kontinu menyerang pertahanan musuh hampir sepanjang permainan.
Pada pertandingan itu, Korea Selatan menguasai bola sebesar 68% dan melakukan total 21 kali tendangan.
Akan tetapi, serangan yang tak mempan serta kurang presisi dituding menjadi penyebab utama mereka mengalami kekalahannya.
Situs web resmi AFC menyebutkan bahwa Korea Selatan perlu menanggung biaya tinggi akibat kegagalan mereka dalam merubah kesempatan menjadi skor gol.
Pada masa
injury time
Pada babak kedua, Indonesia diberikan hadiah tendangan penalti setelah Kim Ji-seong melakukan pelanggaran.
handball
di kotak terlarang.
Park Do-hun sebagai kiper berhasil menghalau tendangan Evandra Florasta yang menuju ke sudut kanan bawah dengan lihai, tetapi tidak dapat mencegah gol dari umpan balik tersebut.
Kegagalan pada pertandingan awal menempatkan Korea Selatan sebagai tim terakhir di Grup C.
Yaman menduduki posisi teratas setelah menang atas Afghanistan dengan skor 2-0, sementara Indonesia berada di urutan kedua.
Korea Selatan perlu mengamankan kemenangan dalam kedua laga sisa kontra Afghanistan pada tanggal 7 April dan Yaman pada tanggal 10 April agar bisa terus berharap untuk maju dari fase grup dan akhirnya berkualifikasi untuk Piala Dunia.
Namun, media di Korea Selatan kelihatan lebih pesimistis dan malah menunjukkan respons yang negatif setelah timnas mereka kalah pada pertandingan perdana.
“Sepak bola Korea Selatan, yang selalu banggakan dirinya sebagai kekuatan utama di Asia, kini mengalami kemunduran,” tulis artikel di STN Sports.
Sementara itu, Xsports News memberikanjudul:”Bola sepak Korea Selatan roboh menyusul kekalahandalam pertandinganyangmengejutkan”.
Judul primer dari media Osen ialah: “Kedukaan Gelap dalam Sepak Bola Korea Selatan”.
“Krisis sepak bola Korea sekali lagi menjadi sorotan. Kali ini akibat kekalahan memprihatinkan melawan Indonesia,” demikian dilaporkan Ohmy News.
Joongang Ilbo menyebutkan berbagai kejadian yang menunjukkan bahwa sepak bola di Korea Selatan tengah mengalami krisis.
Banyak perdebatan muncul mengenai pemilihan ulang Chung Mong-gyu untuk periode empat KFA, serta masalah ketidakadilan di balik penetapan Hong Myung-bo sebagai juru latihan timnas Korea Selatan.
Kinerja tim nasional Negeri Ginseng pada kategori junior pun belum memuaskan.
Meskipun tim nasional sepak bola Korea Selatan belum berhasil mengalahkan beberapa tim yang berada di luar peringkat 100 dunia versi FIFA, mereka tetap mencatat hasil seri 3-3 dengan Malaysia pada fase grup Piala Asia 2023 serta skor 1-1 saat bertemu Thailand dalam tahap kualifikasi kedua untuk Piala Dunia 2026.
Dalam tahap kualifikasi ketiga untuk Piala Dunia 2026 di wilayah Asia, timnas Korea Selatan meraih hasil seri sebanyak tiga kali; mereka bertanding imbang tanpa gol melawan Palestina, lalu skor 1-1 saat menghadapi Palestina sekali lagi, serta mendapatkan hasil yang sama yakni 1-1 dalam pertemuan terbaru dengan Oman dan juga Yordania.
Di tahun 2024, tim sepak bola U-23 Korea Selatan dikalahkan oleh Indonesia pada babak delapan besar Piala Asia U-23 2024. Kekalahan ini menandai kali pertama dalam empat dekade terakhir mereka gagal lolos ke Olimpiade.
Di bulan Maret, tim tersebut mengalami kekalahan 0-1 melawan China dan seri 1-1 dengan Vietnam dalam pertandingan persahabatan Tim CFA China.
“Ini negara yang mencetak bintang-bintang seperti Son Heung-min, Kim Min-Jae, dan Lee Kang-in, namun fasilitas sepak bola mereka justru mengalami penurunan,” demikian dilaporkan Ohmy News.
Sang penyanyi perlahan meninggalkan era kejayaannya dan hanya Lee Kang-in yang masih setia mendampinginya.
“We have too few players competing in Europe which prevents us from establishing strong competition within the national team,” he added.
- Penulis: andinesia
Saat ini belum ada komentar