Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » business » Media Asing Bicara Soal Penurunan IHSG: Danantara, MBG, Hingga Sri Mulyani Jadi Sorotan

Media Asing Bicara Soal Penurunan IHSG: Danantara, MBG, Hingga Sri Mulyani Jadi Sorotan

  • calendar_month Sab, 22 Mar 2025
  • visibility 54
  • comment 0 komentar

Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG jatuh sebanyak 6,12% menjadi level 6.076,08 di akhir sesi perdagangan pagi hari Selasa, tanggal 18 Maret 2025. Akibatnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) memutuskan untuk menangguhkan sementara aktivitas trading sebagai langkah pengendalian volatilitas pasar trading halt selama 30 menit. Ketika indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot untuk kedua kalinya sejak awal pandemic COVID-19, hal ini menarik perhatian banyak media luar negeri. Berikut apa saja yang mereka bahas tentang kondisi tersebut:

Business Times: Investor Waspadai Tentang Danantara Dan Tentang Penyertaan Dirinya Sri Mulyani

Business Times dalam artikel berjudul “ Jatuhnya Saham di Bursa Efek Indonesia Memicu Penangguhan Perdagangan, Firasat Akan Perlambatan Ekonomi dan Ketidakpastian Politik“, Selasa, 18 Maret 2025 menunjukkan bahwa penurunan IHSG telah mengkhawatirkan para investor dan memberikan bayangan pada masa depan ekonomi serta harga saham di Indonesia.

Di samping itu, nilai tukar rupiah yang anjlok 0,3% menjadi level Rp 16.472 per dolar AS dibandingkan hari sebelumnya dinilai sebagai pengurangan tertajam di wilayah Asia pasca pelemahan won Korea Selatan. Mata uang rupiah juga dikatakan masuk dalam daftar beberapa mata uang berkinerja buruk di benua tersebut tahun 2025, mengalami penurunan melebihi 2,9%.

Penurunan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Indonesia terjadi sementara waktu seiring dengan munculnya kabar mengenai pengunduran diri dari Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Kondisi ini menambah ketakutan investor tentang prospek stabilitas keuangan negara.

Terdapat juga keraguan yang belum terselesaikan tentang pelaksanaan Badan Pengelola Investasi Dana Antarguna Nusantara (BPI Danantara) serta implikasinya pada Himpunan Bank Negara (Himbara).
Sovereign wealth fund (SWF) atau dana investasi pemerintahan terbaru itu menciptakan sensasi besar ketika menyatakan niatnya untuk menyerap tujuh perusahaan milik negara (BUMN) utama.


Asia Sentinel: Kritik Terhadap Proyek Biaya Tinggi MBG dan RUU TNI Dikecam Sebagai Kerusakan Kepercayaan Pasar

Asia Sentinel melaporkan dengan judul “Stock Market Plunge Signals Fading Indonesian Economy “, Rabu, 19 Maret 2025, menurut beberapa ahli, penampilan pasar saham paling buruk yang dialami Indonesia sejak dimulainya pandemi Covid-19 tahun 2020 bukan hanya karena elemen luar negeri, melainkan juga akibat campuran persoalan dalam negeri yang merusak keyakinan pelaku investasi.

Rangkaian keputusan pemerintah dalam bidang politik dan ekonomi, yang dilaksanakan tanpa adanya penanganan risiko secara cukup, diyakin oleh banyak orang telah menghancurkan keyakinan para pelaku pasar. Sebagai contoh adalah proyek yang digulirkan oleh Presiden Prabowo Subianto bernama Program Makan Bergizi Gratis (MBG), memiliki biaya sangat tinggi dengan estimasi pengeluaran sebesar Rp 420 triliun, melebihi sepuluh persen dari total alokasi belanja negara sampai pertengahan tahun 2025.

Menurut direktor Celios Bhima Yudhistira, rencana pemerintah dan DPR RI untuk merevisi UU Tentara Nasional Indonesia (UU TNI) diyakini akan menciptakan ketidakpastian bagi para pemain pasar, akibatnya memberikan kontribusi pada peningkatan tekanan pasar.

“Terjadi potensi anggota militer terlibat dalam urusan sipil, hal ini bisa menurunkan daya saing ekonomi Indonesia, mendorong timbulnya konflik kepentingan, serta mempermudah jalan masuk untuk praktik suap,” ungkap Bhima.

The Star: Pengurangan Pendapatan Pajak Hingga 30 Persen

The Star
melalui artikel berjudul “ Saham di Bursa Efek Indonesia Terjun 7% karena Kebimbangan Pertumbuhan dan Keuangan “, Selasa, 18 Maret 2025 mengungkapkan bahwa pengurangan pendapatan perpajakan sebesar 30% di bulan Januari 2025 telah memicu keprihatinan terkait ketahanan anggaran serta kemungkinan kenaikan hutang.

Di samping itu, Presiden Prabowo yang merencanakan peningkatan belanja dalam skala besar untuk sejumlah proyek diyakini turut memicu pelemahan di pasaran sampai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok. Investor diperkirakan bakal mengawasi ketentuan kebijakan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia (BI) berkaitan dengan tingkat suku bunga acuan-nya BI-rate yang dilaporkan pada hari Rabu, tanggal 19 Maret 2025.

  • Penulis: andinesia

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

expand_less