Mengapa Toko-toko di Jerman Tutup Setiap Minggu? Inilah Alasannya
- calendar_month Ming, 6 Apr 2025
- visibility 2
- comment 0 komentar

Untuk para pendatang atau turis di Jerman, menjumpai toko-toko tertutup sepenuhnya setiap hari Minggu dapat menjadi suatu hal yang membingunkan. Tak perduli betapa mendesak keperluan Anda, nyaris seluruh aktifitas berbelanja mesti direncana ulang sampai Hari Senin.
Di sisi lain dari aturan itu, terdapat dasar sejarah, budaya, serta hukum yang signifikan. Apa alasannya Jerman sangat tegas mengenai pelarangan berbelanja pada hari Minggu? Mari kita bahas lebih jauh!
1. Keaslian peraturan penutupan toko pada hari Minggu
Dilansir The Local Germany, Prinsip Sonntagsruhe yang berarti “istirahat pada hari Minggu” sudah menjadi elemen signifikan dalam kehidupan sosial di Jerman dan tertulis pula dalam undang-undang dasar negeri tersebut (Grundgesetz).
Pasal 140 yang belum dimodifikasi sejak tahun 1919 menyatakan bahwa “Minggu dan hari-hari libur nasional yang diterima diatur dalam undang-undang sebagai waktu istirahat serta pengembangan batiniah.”
Akan tetapi, kebiasaan tidak bekerja pada hari Minggu telah ada sangat lama sebelum undang-undang tersebut dikeluarkan. Ide tentang hari ketujuh sebagai waktu istirahat berasal dari kitab suci Perjanjian Lama, dan tahun 321 Masehi, Kaisar Romawi Constantine mengumumkan hari Minggu sebagai cuti resmi di semua wilayah Kekaisaran Romawi.
Selama bertahun-tahun, banyak negara di Eropa telah secara berangsur mengurangi pembatasannya pada aktivitas bisnis pada hari Minggu. Namun, Jerman masih menegakkan aturan tersebut dengan tegas sampai saat ini. Kemungkinan adanya perubahan mendekati tidak realistis karena larangan ini diberlakukan atas dasar alasan religius serta untuk melindungi hak-hak karyawan.
2. Ada beberapa pengecualian di bidang-bidang tertentu.
Pada dasarnya, undang-undang di Jerman melarang semua jenis pekerjaan di hari Minggu dan tanggal merah nasional. Namun, Undang-Undang Jam Kerja mengatur beberapa pengecualian terkait hal tersebut.
Berbagai bidang yang diizinkan untuk terus berfungsi termasuk pelayanan darurat dan pengebumian, rumah sakit, tempat perawatan kesehatan, aktivitas seni dan atletik, serta bisnis pariwisata.
Satu pengecualian jelas adalah toko roti, yang boleh membuka pintunya hingga maksimum tiga jam pada hari Minggu. Karena alasan itu, baris antrian seringkali bisa dilihat di depan toko-toko tersebut di awal hari, sementara banyak orang mencari Brötchen segar.
Penerapan peraturan itu dilakukan dengan tegas. Ada insiden tempat penjualan kue diproses secara hukum lantaran melayani konsumen setelah jam operasional yang ditentukan untuk hari Minggu.
Pada saat bersamaan, toko-toko ritel tidak terdaftar sebagai pengecualian. Hanya ada satu lubang hukum yang bisa mengizinkan mereka beroperasi, yaitu melalui verkaufsoffener Sonntag atau hari belanja khusus dengan aturan ketat tersebut.
Tiap wilayah di negeri ini membolehkan buka toko selama 4 sampai 8 hari Minggu setahun, asalkan terkait dengan acara khusus misalnya festival lokal, bazaar, ataupun pameran perdagangan.
Di samping itu, membuka toko pada hari Minggu sebaiknya sangat jelas merupakan pengecualian, serta keputusan yang telah disahkan dapat dinyatakan batal oleh pengadilan apabila dipandang bertentangan dengan peraturan.
3. Seberapa kaku penerapan peraturan tersebut?
Pedagang ritel yang tidak menutup usahanya di hari Minggu bisa terkena denda sebesar 500 euro sampai dengan 2.500 euro. Akan tetapi, kepatuhan terhadap peraturan ini bervariasi tergantung daerahnya masing-masing.
Di Berlin, contohnya, terdapat cukup banyak Spätis (toko kecil malam) yang tetap buka pada hari Minggu. Meskipun aturan resmi melarang praktik tersebut, pihak berwenang lokal umumnya lebih bersedia mengabaikan pelanggarannya daripada wilayah lainnya.
Di negara bagian Bavaria yang terkenal sebagai daerah konservatif dengan latar belakang Katolik yang kuat, peraturan itu diterapkan secara lebih ketat dan konsistensi.
- Penulis: andinesia
Saat ini belum ada komentar