Mengingat Kembali Gempa Megathrust: BMKG Akui Tak Dapat Diprediksi
- calendar_month Sel, 15 Apr 2025
- visibility 3
- comment 0 komentar

JAYAPURA
– Kemungkinan adanya gempa megathrust di Papua disebabkan oleh gerak alam lapisan Benua Australia-Indo dan Samudera Pasifik yang berbenturan di daerah subduksi sebelah utara Papua. Fenomena tersebut sudah menjadi objek pantauan ilmiah yang mendalam oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika serta instansi terkait.
Walaupun menurut teorinya adanya potensi untuk gempa berkekuatan besar, sampai sekarang belum ada teknologi yang dapat meramal dengan akurat kapan dan seberapa kuat gempa tersebut akan terjadi.
“Mega-thrust gempa yang sebelumnya tercatat di Biak pada tahun 1996 memiliki kekuatan M 8,2 dan menghasilkan kerusakan serta korban jiwa,” katanya kepada Cenderawasih Pos, Senin (07/4).
Mengingat potensi yang ada, diharapkan bisa menambah pengetahuan orang banyak supaya mereka dapat melancarkan tindakan pencegahan untuk memperkecil akibat dari musibah. Ini juga bertujuan menjadi cara pra-siaga sehingga masyarakat tak gampang termakan berita bohong.
“Gempa bumi tersebut tak bisa diramal, juga tidak berhubungan dengan kondisi iklim ekstrim yang baru-baru ini muncul di Jayapura,” jelasnya.
Menurut dia, data tentang kemungkinan gempabumi megathrust yang sedang muncul tidak boleh diartikan sebagai ramalan atau peringatan awal, oleh karena itu harus dipahami dengan benar dan tidak disepelekan seperti halnya sesuatu yang pasti akan terjadi cepat.
“Kepada masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan beraktivitas normal seperti biasa, seperti melaut, berdagang, dan berwisata di pantai. BMKG selalu siap memberikan informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami dengan cepat dan akurat,” jelasnya.
Beberapa tindakan pengurangan risiko penting untuk dipertimbangkan oleh publik antara lain, menciptakan persiapan awal didasarkan pada pemahaman ilmu, misalnya mengetahui rute evakuasi, ikut dalam latihan darurat bencana, dan terus mendapatkan informasi dari sumber sah.
BBMKG Area V semakin meningkatkan jaringan pemantauan gempa dan peringatan dini tsunami di wilayah timur Indonesia. Mereka juga meneguhkan kerjasama dengan pihak pemerintahan lokal dan lembaga penanganan bencana untuk memastikan tindakan antisipasi bisa dilakukan dengan baik sehingga masyarakat tetap merasa aman, kuat, dan siap menyongsong ancaman alam dengan cara yang tepat.
Periksa jalan evakuasi di rumah, kantor atau area aktivitas lainnya agar bebas dari hambatan yang bisa menyulitkan ketika terjadi guncangan gempa. Sediakan juga skema tanggap darurat tingkat keluarga (siapkan karung penyelamat dengan berbagai keperluan seperti dokumen penting, obat-obatan, beberapa setelan pakaian dan makanan instan). (kim/tri)
Layanan Berlangganan Surat Kabar Cendrawasih Pos,
https://bit.ly/LayananMarketingCepos
TEMUKAN LANJUTANNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS
https://www.myedisi.com/
- Penulis: andinesia
Saat ini belum ada komentar