Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » business » Mirip Jan Hwa Diana, Mantan Karyawan Dituduh Menahan Ijazah: Pemilik Salon Minta Rp 20 Juta, Beginilah Akhir Ceritanya

Mirip Jan Hwa Diana, Mantan Karyawan Dituduh Menahan Ijazah: Pemilik Salon Minta Rp 20 Juta, Beginilah Akhir Ceritanya

  • calendar_month 14 jam yang lalu
  • visibility 3
  • comment 0 komentar



Tindakan menahan ijazah tidak hanya berlangsung di UD Sentosa Seal, Margomulyo, yang dimiliki oleh Jan Hwa Diana; bahkan sebuah salon di Surabaya juga menerapkan praktik tersebut.

Tidak seperti Jan Hwa Diana yang menerapkan denda sebesar Rp 2 juta bagi penerimaan ijazahnya, sang pemilik salon di Surabaya menuntut mantan pegawai mereka untuk membayar antara Rp 20 juta sampai Rp 30 juta.

Praktik tersebut terbongkar setelah mantan pegawai berinisial OT (22), seorang penduduk Nganjuk, mengadukan masalah tersebut kepada Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.

Sebagaimana dilansir dari kompas.com, Oci mengisahkan bagaimana_ijazah_nya pertama kali disita oleh sang pemilik salon di Surabaya.

Ceritanya, ia bekerja di salon tersebut pada tahun 2022.

Pada saat tersebut, salon memintanya untuk mengeluarkan ijazahnya.

“Bekerjanya di salon tersebut selama 1 tahun, dimulai pada tahun 2022 dan berakhir pada 2023 dengan masa kontrak sekitar 3 tahun. Sejak awal bekerja, ijazah disimpan oleh pihak perusahaan,” jelas Oci saat ditemui di Surabaya, Jumat (18/4/2025).

Selanjutnya, Oci memilih untuk mengambil cuti melahirkan dari pemilik perusahaan pada kisaran tahun 2023.

Berikutnya, ia di minta oleh kedua orang tuanya untuk menjaga adiknya yang masih bayi.

“Pada Maret 2023 saya cuti, kemudian di bulan April melahirkan dan pada awal Mei diminta untuk kembali bekerja tetapi tidak dapat dilakukan karena anak baru berusia satu bulan. Saya tidak boleh pulang ke rumah orang tua karena memiliki bayi, juga tidak mungkin meningalkannya,” terangkan dia.

Akhirnya, Oci mengontak sang pemilik salon lantaran diminta keluar dari bisnis itu oleh kedua orang tuanya.

Namun, ia diminta untuk mengambil ijasahnya dengan syarat membayarnya hingga Rp 20 juta.

“Kira-kira sebesar Rp 20 hingga Rp 30 juta, tertulis dalam kontrak beserta tandatangannya. Saya hanya menandatangani saja setelah membawakan kontrak tersebut, katanya harus dibaca dengan teliti, maka saya pun mempelajari dan mengingat isi dari dokumen itu,” tuturnya.

Menurut dia sebagai tukar bantu, izin mereka dipegang sampai selesai mengajar. Untuk tempat perawatan rambut tersebut diberi pelatihan tentang manicure, pedicure, dan spa, juga dilatih oleh manager dengan praktik langsung pada teman-temannya. Dia menjelaskan demikian.

Selanjutnya, Oci menyatakan bahwa dia tidak mampu membayar jumlah uang yang dipersyaratkan oleh pihak perusahaan.

Selanjutnya, ia diberi opsi untuk mengangsur hingga selesai dan ijazahnya dikembalikan.

Karena gagal mendapatkan ijazahnya, Oci kemudian mengirim pesan kepada Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, via Instagram.

Pesan dari Oci direspons oleh Eri Cahyadi dengan menginstruksikan Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinaker) Surabaya, Achmad Zaini, untuk menanganinya.

“Mbak Oci mengadu kepada Pak Wali (Kota Surabaya), dan Pak Wali membalas dengan menelepon Mbak Oci. Beliau minta agar saya menyelesaikan masalah tanpa membuat keributan,” jelas Zaini ketika ditemui pada hari Jumat, 18 April 2025.

Berikutnya, Zaini mengontak pihak perusahaan guna menuntaskan masalah itu.

Dia mengatakan bahwa pemilik salon di mana korbannya bekerja sangat mendukung selama proses mediasi.

“Para korban memiliki kewajiban membayar utang sebesar Rp 1,3 juta, mereka telah membayarkanRp 450.000 kepada perusahaan dan sisanya sudah dilunasi. Perusahaan akan memberikan ijazah sebagai bentuk penghargaan, alih-alih menyimpannya karena tujuan dari pembayaran tersebut adalah sebagai kompensasi,” katanya.

Zaini menyatakan bahwa perusahaan memberikan alasan biaya yang dimintanya adalah untuk keperluan pelatihan.

Karena itu, para korban telah menerima pelatihan tentang kemampuan keterampilan.

“Saya mohon kepada perusahaan untuk dapat bekerja dengan tenang, aman, dan nyaman, silakan melanjutkan operasi Anda. Hanya sebagai permintaan jika masih menyimpan ijazah, haraphubungi kami di posko,” katanya.

Upaya yang dilakukan oleh Disnakertrans Surabaya ini mendapat sambutan positif dari Oci.

Disnaker menelpon kantornya pada hari Kamis (17/4/2025) pagi dan segera diminta membawa pakaian seragam dari salon tersebut. Manajernya menerima saya secara langsung, memberikan ijazah tanpa harus membayar denda atau sanksi apapun.


Jan Hwa Diana Tetap Enggan Mengakui

Pada sisi lain, pemilik UD Sentosa Seal Jan Hwa Diana tetap memilih untuk tidak menyimpan ijazah walaupun beberapa mantan pekerja telah hadir saat razia yang dilakukan oleh Wakil Menteri Tenaga Kerja (Wamenaker) Immanuel Ebenezer.

Mentri yang biasa dipanggil dengan nama akrab Noel tersebut melakukan penyelidikan di gudang milik Diana usai muncul banyak permasalahan terkait dugaan penahanan sejumlah besar ijazah dari beberapa mantan pekerja Diana.

Noel yang tiba dengan menggunakan mobil Alphard berwarna hitam dan plat nomor RI 24, hadir memakai seragam dinas komplet sekitar pukul 12:30 WIB bersama Wakil Wali Kota Surabaya, Armuji.

Ikuti kehadiran dalam inspeksi mendadak itu ada perwakilan dari Polrestabes Surabaya, DPRD Kota Surabaya serta DPRD Jawa Timur.

Akan tetapi, pertemuan yang diawasi oleh pihak berwenang tersebut tidak menghasilkan apa-apa.

Menteri Tenaga Kerja Immanuel Ebenezer malahan kesal dengan tindakan yang dilakukan oleh Jan Hwa Diana.

Awalnya, Noel dan Atmuji dilarang memasuki rumah lewat gerbang utamanya.

Cuma gerbang samping yang terbuka, lalu beberapa orang memasuki tempat itu dengan riweh.

“Iki gak dibukak maneh kale nih (Pintunya tidak dibuka lagi), ” kata Armuji.

Ketika pintu dibuka, ternyata Diana ada di dalam gudang dan dia memakai pakaian berwarna merah.

Beberapa karyawan turut serta dalam penyambutan kepulangan Wamen Noel.

Sebentar, 12 eks pegawai yang menyatakan bahwa ijazah mereka disimpan juga terlihat hadir pada inspeksi mendadak tersebut.

Mereka didampingi oleh kelompok ahli hukum. Tambahan pula, bukan cuma personil polisi saja yang bertugas di lokasi tersebut.

Beberapa puluh orang dari Ormas Masyarakat Madura Asli (Madas) turut serta dalam pengawalan razia tersebut.

Mereka menggantungkan poster di gerbang gudang UD Sentosa Seal.

Kehadiran delegasi dari berbagai negara tersebut ternyata masih belum mendorong Diana untuk memberikan klarifikasi yang memadai.

Diana bersikeras bahwa dia tidak mengenali mantan pegawai tersebut yang menyatakan bahwa ijazahnya dihentikan.

Malahan, Diana menolak kalau mereka pernah menjadi bawahannya sebelumnya.

Kebocoran informasi mengenai Diana menjadi lebih jelas ketika Noel bertanya tentang pekerja yang bernama Vero.

Vero sudah quit dari pekerjaannya menurut Diana.

Tetapi hal itu tidak membuat Noel secara instan menjadi yakin.

Dia menginstruksikan timnya untuk menelusuri kedudukan Vero di area sekitar kantor perusahaan tersebut.

ternyata, Vero berada di ruang yang berbeda dalam perushaan tersebut.

Vero juga hadir dalam pertemuan itu.

Menanggapi hal itu, Diana menyahut lagi.

Dia mengatakan bahwa meskipun Vero telah mengundurkan diri, tetapi masih diizinkan untuk datang ke kantor perusahaan.

“Pak, jika Veronica telah mengundurkan diri, dia tidak diizinkan bermain ke sini lagi. Benar kan?” katanya dengan cepat.

Ketika berjumpa dengan Menaker dan Armuji, Diana segera mengingkari tuduhan bahwa dirinya menyimpan ijazah pekerjanya.

Dia bahkan mengaku difitnah.

“Saya gak nahan. boleh orang memfitnah saya. Ini kan negara hukum,” katanya di depan Noel dikutip dari video yang diunggah di akun media sosial Armuji.

Kengeyelan Diana tetap terlihat ketika Noel memperkenalkan Putri, seorang mantan karyawan yang menyatakan bahwa ijazahnya disimpan.

Diana bersikeras untuk tidak menyimpan ijazah Putri.

Meskipun Putri menjelaskan lokasi di mana ijazahnya disimpan, Vero tetap bersikeras bahwa dia tidak pernah menyimpannya.

Selanjutnya, muncullah Vero yang memiliki informasi tentang ijazah tersebut.

Vero juga menyatakan dirinya tidak memiliki wewenang untuk menanggapi pertanyaan tentang ijasah itu.

Meski ada perekam suara yang memperlihatkannya sedang menelepon karyawan tentang ijazahnya, Diana masih saja enggan mengakuinya.

Mendapati Diana yang selalu menolak, akhirnya pihak Polres Tabes Surabaya memberikan keterangan.

Dia bertanya alasan dia berbohong tentang Veronica, tetapi sekali lagi Diana membantah.

Diana menjawab, ‘Sudah kuberitahu, dan dia pun telah mengundurkan diri. Saya tidak ingin melibatkan pihak lain,’

Mirip seperti Diana, Veronica pun memilih untuk berhati-hati dengan mengatakan bahwa dia tidak memiliki wewenang untuk menanggapi pertanyaan tentang ijazah karyawan.

Baik, tetapi saya tidak memiliki wewenang untuk menjawab, silakan diserahkan kepada Bu Diana.

Menanggapi situasi tersebut, Noel merasa marah.

” Ini adalah polisi, aku perwakilan negara. Aku berhak mengancam loh,” ujar Noel sembari mengetuk meja.

Noel menuduh Diana bahwa dia berbohong tadi.

“Tidak Pak, kenapa saya malah menjadi cemas?” balas Diana sambil bersantai.

Kata-kata dari Diana sekali lagi menimbulkan emosi pada Noel.

“Mengapa khawatir? Banyak orang melihatnya jadi aneh. Kami hanya meminta izin untuk mengambil ijazah dari karyawan yang ditahan,” ujar Noel.

Sebab Diana dan Vero tetap keras kepala, Noel pada akhirnya setuju untuk menggunakan uangnya dalam rangka membebaskan ijazah tersebut, meski demikian Diana dan Vero tidak berubah sikap mereka.

Kedua pihak teguh pendirian tidak adanya penahanan ijazah.

Karena tidak ada kesepakatan, akhirnya baik Noel maupun perwakilan dari kepolisian serta Armuji setuju untuk menyerahkannya kepada aparat penegak hukum.

Menyapa setelah pertemuan, Noel merasa dirinya tak dihargai.

“Kurang bersikap kerjasama. Negara kita sepertinya tak diperhitungkan. Menurut saya, hanya Bpk Wawali yang kurang mendapat pengakuan. Bahkan diri saya sendiri merasa begitu,” ungkap Wamenaker Immanuel dengan nada frustrasi.

Beberapa bagian dari artikel ini sebelumnya dipublikasikan di Kompas.com denganjudul ”
Oci Tartanti Mendapat Kembali Ijazahnya yang Di tahan Sejak Mengirim Pesan ke Eri Cahyadi

===

Undangan kami berikan kepada Anda untuk ikut serta dalam Whatsapp Channel Harian Surya. Lewat kanal WhatsApp tersebut, Harian Surya bakal membagi saran artikel menarik tentang Surabaya, Sidoarjo, Gresik, dan Persebaya yang ada di setiap wilayah Jawa Timur.

Klik di sini
untuk untuk bergabung

  • Penulis: andinesia

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

expand_less