Video “Gempa Bumi di Myanmar” Ini Mengungkap Kebocoran Teknologi AI Manipulasi
- calendar_month Sel, 15 Apr 2025
- visibility 3
- comment 0 komentar

Setelah gempa hebat
menabrak Myanmar pada 28 Maret,
Berputar cerita di platform-media sosial yang sudah dimanipulasi
Postingan tersebut menunjukkan struktur yang telah rusak parah bersama dengan pernyataan palsu bahwa cuplikan video tersebut merupakan gambaran dari situasi di Myanmar pasca guncangan bumi. Pencarian tentang video ini menuju ke akun yang umumnya mengunggah klip hasil kreasi kecerdasan buatan (AI). Para ahli pun menyampaikan pendapat mereka bahwa ketidaksesuaian dalam gerakan pada potongan video tersebut mencirikan karakteristik produk dari teknologi AI.
Video yang dibagikan di
TikTok
Pada tanggal 29 Maret itu menunjukkan jalanan dan struktur gedung yang hancur, bersama dengan adanya api berkobar.
Keterangan yang ditempelkan pada video berbunyi, “Gempa bumi di Myanmar.”

Video itu tersebar satu hari setelah terjadi guncangan gempa berkekuatan 7,7 Skala Richter (SR) yang memukul wilayah dekat Kota Mandalay di Myanmar, disusul oleh gempa kedua dengan kekuatan 6,7 SR dalam waktu singkat.
Menurut penjelasan dari berbagai ahli geologi, guncangan gempa bumi tersebut merupakan salah satu yang paling kuat dalam puluhan tahun terakhir di Myanmar, denganjumlah
korban jiwa
menjangkau lebih dari 2.000 jiwa (
tautan arsip
).
Dampak guncangan
Gempa bumi yang memporak-porandakan gedung-gedung, menjatuhkan jembatan, serta merusak permukaan jalan dengan jelas dapat dilihat di kotanya yang memiliki populasi melebihi 1,7 juta orang itu.
Pos lain pun tersebar dalam bentuk gambar pula.
TikTok
dan video
Facebook
serta tersebar di beberapa negara lain seperti
Rusia
,
Tiongkok
,
Thailand
,
Korea Selatan
,
India
dan
Filipina
.
Postingan lain
in English claiming that the clip shows the condition of Thailand where skyscrapers can be seen
roboh
setelah terjadi guncangan gempa yang berakhir dengan minimal 11 jiwa tewas (
tautan arsip
).
Namun, foto serta video tersebut sebetulnya tidak mencerminkan kondisi yang sesungguhnya setelah gempa di Myanmar ataupun Thailand.
Akun TikTok bernama “@the.360.report” dapat muncul pada berbagai unggahan, entah itu dalam bahasa
Indonesia
ataupun
Inggris
.

Ulasan terhadap
akun
tersebut tidak berhasil
menemukan video asli dari klip yang dibagikan dengan narasi salah, tetapi banyak video yang dibagikan
dari akun terkait menunjukkan emblem cairan yang berasal dari perusahaan teknologi AI berbasis di AS,
Runway
, dan juga platform untuk membuat video
MINIMAX Hailuo AI
(tautan arsip di
sini
dan
sini
).

Shu Hu
Direktur Lab Machine Learning dan Media Forensik di Universitas Purdue menyampaikan ke AFP tanggal 30 Maret bahwa ia yakin video itu diciptakan menggunakan dukungan teknologi AI.
tautan arsip
).
“Kebanyakan petunjuk ialah munculnya individu dalam video yang anehnya tak bergerak, sementara apinya yang tampak dari jarak jauh menggambarkan pergerakan yang sangat nyata. Ketidaksesuaian ini dengan jelas membuktikan ada intervensi atau penyisipan teknologi AI,” ungkapnya.

Jurnalis AFP yang meliput soal gempa di Myanmar mengonfirmasi bahwa mereka tidak melihat adanya lubang besar di jalanan seperti yang terlihat pada foto atau video misinformasi.
- Penulis: andinesia
Saat ini belum ada komentar